“Kami Kedepankan Perlindungan Terhadap Anak”

­detikakuratnews.com – Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jabar 2023 yang telah langsung beberapa waktu lalu tercoreng aksi curang. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengungkap data terkait 4.791 siswa yang melakukan kecurangan pemalsuan data dalam pelaksanaan PPDB 2023. Dari data yang diungkap tengah diselidiki adanya dugaan sindikat pemalsu dokumen Kartu Keluarga (KK) dalam pelaksanaan PPDB 2023. Hal itu menyusul temuan 89 kasus pemalsuan dokumen Kartu Keluarga yang ditemukan oleh  Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang terjadi di 28 sekolah yang tersebar di 15 kota/kabupaten. Temuan itu sedang ditindaklanjuti dengan melibatkan aparat penegak hukum.

Wahyu Hamijaya selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengatakan, mereka yang memalsukan data melakukan aksinya dengan cara  membuat QR Code palsu yang ada pada Kartu Keluarga (KK). Kode palsu itu kemudian diisi link yang tertuju pada situs  Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) palsu yang telah dibuat, untuk membenarkan data alamat untuk mengakali skema zonasi PPDB.

Ketika ditanyakan mengenai adanya dugaan kelalaian verifikator, Wahyu mengatakan, adanya temuan tersebut kemungkinan besar karena situasi pada saat pemeriksaan sudah mendesak dengan tenggat penutupan PPDB.

“Temuan awal kan 4.791 kasus, modusnya kami temukan langsung di verifikator sekolah-sekolah. Jadi 89 ini tindak lanjut by system. Pada tahap awal kami sudah bekerja tetapi memang masih ada yang lolos. Ini yang kami dalami,” papar Wahyu Mijaya.

Sementara untuk  nasib 89 siswa yang menggunakan data palsu itu, Wahyu menyatakan pihaknya sedang mengkaji sanksi yakni memindahkan yang bersangkutan dari sekolahnya saat ini namun tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah serta  ‏perlindungan terhadap anak. Pihaknya akan memberi jangka waktu selama satu tahun, hingga tahun ajaran berakhir bagi yang terbukti bersalah untuk pindah sekolah.

“Di dalam Pergub Jawa Barat, kami bisa melakukan pembatalan, untuk dokumen tidak asli. Tapi kami kedepankan perlindungan terhadap anak. Kami akan membuka ruang, siswa tetap bisa sekolah di tempat tersebut dan selanjutnya keluar atau bisa juga langsung menyekolahkan di sekolah lain,” ucap Wahyu Mijaya.

Diolah dari berbagai sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *