Candi Cangkuang: Memperjelas Jejak Sejarah di Jawa Barat

detikakuratnews.com – Jawa Barat memiliki banyak situs bersejarah yang kaya akan budaya dan arsitektur. Salah satunya adalah Candi Cangkuang, sebuah kompleks candi yang terletak di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Candi ini memiliki nilai sejarah yang penting dan menjadi saksi bisu masa lalu Jawa Barat.

Candi ini merupakan satu-satunya candi peninggalan sejarah umat Hindu di Jawa Barat yang membuat candi ini unik adalah kesederhanaan bentuknya dan tidak adanya relief pada candi ini.

Tak hanya itu, tulisan dan petunjuk sejarah tentang candi ini pun tak ada. Peneliti juga tidak menemukan adanya prasasti atau apapun yang menjelaskan tentang keberadaan candi. Berbeda dengan Candi Prambanan dan Candi Borobudur yang memiliki sejarah lengkap berikut tulisan-tulisan kunonya.

Berdasarkan kesederhanaan candi ini, para pakar menyimpulkan bahwa raja-raja Sunda tidak mengutamakan kemegahan candi secara fisik. Mereka lebih memprioritaskan kedekatan hubungan dengan Sang Pencipta secara batin. Menariknya, candi ini terletak di tengah danau yang membuat keberadaannya sangat indah dari kejauhan.

Sejarah Candi Cangkuang dapat ditelusuri kembali ke abad ke-8 Masehi, saat Kerajaan Tarumanegara masih berkuasa di wilayah Jawa Barat. Candi ini dibangun sebagai tempat ibadah agama Hindu dan diduga merupakan tempat penguburan raja-raja Tarumanegara. Pada masa itu, candi memiliki fungsi penting sebagai pusat kegiatan keagamaan dan politik. Konon, candi ini dibangun oleh seorang biksu bernama Danghyang Nirartha saat perjalanan spiritualnya ke pulau Jawa. Candi ini juga dikaitkan dengan keberadaan kerajaan Pajajaran yang pernah berada di daerah sekitar.

Candi Cangkuang memiliki ciri arsitektur khas Jawa Barat pada masa itu, dengan gaya arsitektur candi Hindu yang mirip dengan Candi Borobudur. Candi ini terdiri dari beberapa bangunan, di antaranya candi induk atau utama, sendang (sumur suci), gapura (pintu gerbang), dan paviliun. Meskipun ukurannya tidak sebesar candi lainnya, Candi Cangkuang memberikan pesona tersendiri dengan lingkungan alam yang indah, yaitu di tengah danau yang dikelilingi oleh persawahan dan hutan.

Namun, seiring berjalannya waktu, Candi Cangkuang mengalami masa kelam pada abad ke-16. Ketika itu, Kerajaan Pajajaran yang berada di sekitarnya diduduki oleh Kesultanan Banten. Agar tidak dihancurkan oleh Kesultanan, para penduduk dan warga sekitar memindahkan patung dewa-dewa yang ada di candi ke lokasi yang jauh lebih aman, yaitu ke Kampung Pulo. Keunikan Kampung Pulo ada beberapa peraturan dari masyarakat setempat yang tidak boleh dilanggar.

Peraturan tersebut adalah adanya larangan untuk beternak hewan berkaki empat. Hal ini karena masyarakat setempat sangat menjaga kebersihan sehingga mereka tidak ingin ada hewan yang mengotori kampungnya.

Selain itu, ada juga peraturan yang tidak memperbolehkan adanya 2 kepala keluarga dalam satu atap rumah. Itu artinya, jika ada salah satu anak laki-laki di rumah yang sudah menikah, maka harus pindah ke rumah yang lain.

Selain sebagai objek wisata sejarah, Candi Cangkuang juga memiliki nilai religius. Setiap tahun, pengunjung dapat menyaksikan upacara tradisional untuk menghormati leluhur yang diselenggarakan oleh masyarakat sekitar

Ada beberapa misteri yang terkait dengan Candi Cangkuang.. Salah satunya adalah legenda tentang sebuah sumur di sekitar candi yang konon memiliki kekuatan magis. Konon, air dari sumur tersebut dapat digunakan untuk penyembuhan dan memperoleh keberuntungan.

Meskipun misteri dan legenda mengelilingi Candi Cangkuang, penting untuk diingat bahwa pengetahuan tentang situs ini masih terus berkembang melalui penelitian dan eksplorasi lebih lanjut.

Dengan keindahannya yang mempesona dan nilai sejarah yang tak ternilai, Candi Cangkuang mampu menggambarkan kehidupan dan kebudayaan masa lalu. Bagi wisatawan dan peneliti, candi ini adalah destinasi yang penting untuk mempelajari dan mengapresiasi warisan budaya di Jawa Barat. Menjaga dan menghormati situs sejarah ini adalah tanggung jawab bersama untuk menjaga warisan budaya kita. (Q)

Diolah dari berbagai sumber.

One thought on “Candi Cangkuang: Memperjelas Jejak Sejarah di Jawa Barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *